Blogroll

Senin, 25 April 2011

Risalah Ke 3 (Al-Isfar 'an-Nataijil Asfar)


Alam langit selalu diwarnai dengan perputaran bersama-sama dengan apa yang terkandung di dalamnya. Ia tidak pernah berhenti dan diam. Seandainya ia diam niscaya alam semesta ini hancur dan sirna. Perputaran bintang-bintang di angkasa merupakan perjalanan mereka, seperti dijelaskan oleh al-Qur’an “Dan telah Kami tetapkan bagi bulan tempat-tempatnya” (Yaseen :39). Bergeraknya empat arah angin, bergeraknya janin-janin dalam setiap detik dengan perubahan dan perpindahan pada setiap nafas, perjalanan fikiran antara hal terpuji dan tercela, perjalanan nafas yang dihembuskan oleh mereka yang bernafas, perjalanan mata antara bangun dan terpejam, perjalanan pandangan dari satu dunia ke dunia yang lainnya dengan pengamatan dan I’tibar, semuanya adalah perjalanan yang dicerna oleh akal manusia.
Ada yang berkata bahwa dunia fisik ini sejak diciptakan oleh Allah senantiasa dalam perjalanan (proses) yang menempati ruang dan tak pernah berhenti. Maka sebenarnya kita semua senantiasa dalam perjalanan itu, sejak kelahiran kita, kelahiran nenek moyang kita sampai masa yang tak berujung. Ketika kamu merasa sampai di satu tujuan kemudian kamu berkata: “Ini lah sebenarnya tujuanku”, tiba-tiba terbuka untukmu jalan-jalan yang lain dan jalan itu terus bertambah, lalu kamu pun meninggalkan tempat itu. Tidak ada satu pun tempat dimana kamu sampai kepadanya, meskipun kamu telah berucap “Inilah tujuanku”, pasti sejenak setelah itu kamu meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan perjalanan yang lain.
Betapa banyak kamu berjalan melewat tingkat-tingkat kejadian dalam dirimu, mulai dari darah yang mengalir di tubuh bapak dan ibumu, kemudian darah itu berkumpul membentukmu entah dengan atau tanpa kesengajaan mereka. Kamu pun berubah menjadi mani (sperma), lalu berubah menjadi segumpal darah, lalu kamu melewati itu dan berubah menjadi segumpal daging, lalu tulang yang kemudian terbungkus daging, lalu ditumbuhkan sekali lagi dan dikeluarkanlah kamu ke dunia.

Lalu kamu pun melewati masa bayi, ke masa kanak-kanak lalu ke masa remaja dan dewasa, lalu ke masa tua dan pikun, inilah masa yang paling hina dari umurmu. Dari situ kamu pun pergi ke alam barzakh, setelah itu kamu akan melewatinya menuju hari kebangkitan. Kamu pun akan melewati jembatan (shirat) yang akan menghantarkanmu ke sorga atau ke neraka, bila kamu memang penduduknya. Namun apabila kamu bukan penduduk neraka, kamu masih akan melewati perjalanan neraka menuju sorga dan dari sorga ke tempat melihat Allah dan begitulah selamanya, kamu akan mondar-mandir dari sorga ke tempat melihat Allah.

Mereka yang di neraka juga terus mengalami perjalanan, naik dan turun silih berganti seperti sepotong daging yang direbus di dalam periuk di atas api yang membara “Setiap kali kulit mereka terkelupas, Aku gantikan dengan kulit yang baru agar mereka merasakan pedihnya siksaan-Ku”(An-Nisaa :56).

Tidak ada yang diam dan berhenti di alam ini. Siang dan malam, dunia ini senantiasa diwarnai dengan gerak dan perubahan yang silih berganti. Fikiran, perilaku dan sifat juga demikian, senantiasa berubah silih berganti bersama perubahan siang dan malam dan bersama silih bergantinya hakekat ilahiyah di atas semuanya. Hakekat ilahiyah terkadang turun dengan nama-Nya Yang penuh kasih sayang, terkadang dengan nama-Nya Yang Maha menerima taubat, Maha Memaafkan, terkadang dengan nama-Nya Yang Maha Memberi rizqi, Maha Mengkaruniai dan terkadang turun dengan nama-Nya Yang Maha Membalas dan dengan semua nama-nama Ilahiyah-Nya.

Hakekat ilahiyah tersebut terkadang turun kepadamu dari keagungan-Nya dengan karunia, rizqi, dendam, taubat, ampunan dan kasih sayang. Ia turun kepadamu atas permohonan dan ia turun dari-Nya atas karunia.

Dari situ seorang hamba hendaknya berfikir, agar menyelami perbedaan antara perjalanan yang ia diperintah untuk mempersiapkannya, perjalanan yang di dalamnya penuh dengan kabahagiaan, yaitu perjalanan kepada-Nya, bersama-Nya dan dari-Nya. Semua perjalanan ini telah disyariatkan kepadanya. Dan antara perjalanan yang tidak diperintahkan untuk mempersiapkannya, seperti mengayunkan kaki di atas bumi ke jalan yang halal, perjalanan dagang untuk melipatgandakan harta dan menyimpannya, dan seperti perjalanan nafas keluar dan masuk. Ini merupakan kabutuhan bagi pertumbuhannya.

Kita berdoa kepada Allah agar dikaruniai akhir yang penuh bahagia dan kesehatan yang sempurna.

1 komentar:

subhanallah, indah sekali ciptaan ALLAH SWT